Tutup Buku Adalah Siklus Akhir Akuntansi

tutup-buku-adalah-siklus-akhir-akuntansi

Dalam dunia bisnis, kita tidak akan pernah terlepas dari yang namanya Akuntansi. Dengan ilmu Akuntansi, maka sebuah bisnis bisa dijalankan dan dikembangkan dengan benar. Salah satu elemen dalam Akuntansi disebut dengan ‘Tutup Buku’. Tutup buku adalah siklus akhir dari segala transaksi dalam satu periode berjalannya perusahaan.

Siklus ini dilaksanakan oleh departemen keuangan. Periode tutup buku biasanya terbagi menjadi dua, yakni setiap akhir bulan dan setiap akhir tahun. Jadi, inilah kenapa para akuntan di perusahaan bisa menjadi sangat sanksi di akhir-akhir bulan atau akhir tahun. Selanjutnya, untuk mengenal lebih jauh tentang tutup buku, mari kita simak penjelasan di bawah ini.

Tutup Buku Adalah Siklus Akhir Akuntansi

Secara sederhana, tutup buku adalah siklus akuntansi dengan jalan menutup atau melakukan cut off laporan dari satu periode akuntansi. Proses penutupan laporan ini dilakukan oleh bagian keuangan perusahaan.

Tutup buku dimaksudkan untuk mengetahui secara garis besar, apakah perusahaan berhasil mencapai target yang telah ditetapkan atau tidak. Laporan tersebut secara berkesinambungan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan penetapan rencana gerak roda bisnis untuk periode selanjutnya.

Tujuan Tutup Buku Adalah Demi Keteraturan Keuangan Perusahaan

Tutup buku menjadi sangat krusial, karena ia akan dijadikan parameter dari keberhasilan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selama satu periode, baik setiap akhir bulannya atau setiap akhir tahunnya.

Akun-akun nominal yang ada di dalam jurnal akan dipindahkan dan dirapikan. Aktivitas tersebut tentunya memiliki maksud dan tujuan tertentu. Berikut tujuan dari tutup buku;

1. Melacak Rekam Jejak Setiap Transaksi

Salah satu fungsi utama dari bagian keuangan adalah melakukan pencatatan setiap transaksi yang dilakukan perusahaan. Entah itu pendapatan, pengeluaran, maupun setiap transaksi operasional yang terjadi setiap waktu. Jadi, semakin besar perusahaan, maka semakin tinggi jumlah aktivitas transaksi setiap harinya.

Adapun bagi para pimpinan perusahaan yang sudah terlalu sibuk dengan urusan negosiasi dan pengembangan bisnis, tentunya mereka mengharapkan laporan yang sederhana dan rapi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan mereka.

Untuk itulah, aktivitas tutup buku dilakukan. Aktivitas ini memungkinkan untuk merapikan dan menyederhanakan segala jenis transaksi yang telah terjadi, sehingga menjadi laporan keuangan yang mudah untuk dipahami dan diaudit.

2. Bukti Transparansi Perusahaan

Bagi Anda yang masih gemar membaca koran, tidak jarang Anda akan menjumpai berlembar-lembar halaman koran diisi dengan laporan keuangan dari beberapa perusahaan. Laporan tersebut itulah yang merupakan produk akhir dari aktivitas tutup buku yang dilakukan para akuntan atau bagian keuangan perusahaan.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa, dengan adanya siklus tutup buku adalah memungkinkan pihak luar untuk mengetahui kinerja perusahaan selama ini, apakah baik atau buruk, terlebih lagi bagi para perusahaan yang telah melantaikan saham mereka di Bursa Saham.

Yang dengannya, akan lebih mudah untung menggaet investor maupun untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa atau barang yang disediakan oleh perusahaan tersebut.

3.   Dasar Perencanaan Perusahaan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa tutup buku adalah aktivitas akhir periode Akuntansi. Proses tutup akun dilakukan dengan memindahkan Akun Nominal dan Dividen ke Laba Ditahan (Retained Earnings).

Melalui proses tersebut, kita akan bisa mengetahui saldo akhir dari masing-masing akun, yakni saldo pendapatan, saldo beban dan saldo ikhtisar laba/rugi. Selanjutnya saldo akhir tersebut akan dijadikan sebagai saldo awal untuk periode selanjutnya.

Jadi, data transaksi akhir yang telah selesai, diserahkan untuk disetujui oleh para pimpinan perusahaan. Data tersebut termaktub dalam data neraca keuangan yang kemudian akan menjadi informasi penting sebagai dasar pertimbangan langkah perusahaan untuk periode selanjutnya.

Informasi yang tersedia memungkinkan para pemangku pimpinan pucuk perusahaan untuk mengetahui kelebihan maupun kelemahan arah bisnis mereka. Misalnya apabila ditemukan biaya operasional yang membengkak, sehingga perlu dipangkas. Atau biaya promosi yang masih belum efektif, sehingga bisa menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan target marketing selanjutnya.

Prosedur Tutup Buku

Akuntansi adalah bidang keilmuan yang cukup bisa membuat pusing bagi sebagian banyak orang. Jika terdapat ketidakseimbangan neraca, hal tersebut bisa dengan mudah membuat bagian keuangan kelimpungan. Untuk itulah, perlu adanya keteraturan dalam melakukan tutup buku. Berikut prosedur tutup buku yang bisa Anda cermati;

1. Merapikan Data Transaksi dalam Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian merupakan bagian lain daripada aktivitas Akuntansi. Jurnal ini dimaksudkan untuk melakukan penyesuaian dari transaksi yang telah terjadi. Ada beberapa akun yang perlu Anda posting dalam jurnal ini, yakni;

  • Transaksi pendapatan, baik yang masih ditangguhkan atau yang belum ditagih.
  • Harga Pokok Penjualan (HPP) serta Aset Persediaan.
  • Beban yang masih harus dibayarkan atau yang telah dibayar di muka.

2. Evaluasi Transaksi dalam Laporan Keuangan

Mengingat transaksi perusahaan bisa sangat kompleks, maka perlu dilakukan evaluasi secara berkala. Evaluasi ini diperlukan untuk memudahkan proses tutup buku. Hal utama yang perlu menjadi perhatian adalah tentang kesesuaian dengan anggaran awal dengan realisasi anggaran yang digunakan.

Dengan mencocokkan antara anggaran awal dengan anggaran yang terealisasi, maka Anda bisa dengan mudah mengetahui apabila terjadi kesalahan pencatatan, penyimpangan, maupun terdapat akun-akun yang hilang atau terselip.

3. Tetapkan Waktu Tutup Buku

Terdapat dua waktu yang biasanya dipilih, yakni akhir bulan atau akhir tahun. Proses cut-off ini penting untuk ditaati supaya tidak terjadi kesalahan maupun tumpang tindih pencatatan. Jadi ketika sudah disepakati untuk melakukan tutup buku, maka transaksi yang terjadi setelahnya harus dicatat dalam pembukuan periode selanjutnya.

Teknis Tutup Buku

Adapun cara teknis dari proses tutup buku adalah sebagai berikut;

  1. Pisahkan akun nominal dan akun riil.
  2. Posting akun nominal dalam laporan laba rugi, yang sebelumnya telah ditutup.
  3. Jangan lupa untuk menyertakan pajak penghasilan dalam buku besar.
  4. Tutup akun pajak penghasilan dan masukkan dalam laporan laba rugi.
  5. Tutup akun laba rugi dalam buku besar dan posting ke laba ditahan (Retained Earning).
  6. Tutup akun dividen serta masukkan dalam laba ditahan (Retained Earning).
  7. Buat neraca jalur.
  8. Susunlah neraca akhir.

Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa proses tutup buku adalah serangkaian aktivitas yang tidak bisa disepelekan. Itu merupakan bagian dari kegiatan yang paling menentukan dan paling penting untuk mengetahui sejauh mana resolusi perusahaan selama satu periode telah tercapai. 

Procurite dan Laporan Keuangan Perusahaan

Procurite yang merupakan software e-procurement Indonesia yang menawarkan beberapa jasa demi kemudahan keberlangsungan bisnis Anda. Tidak hanya dengan senang hati untuk membantu mengatasi masalah pengadaan perusahaan Anda, tapi juga berkomitmen untuk membantu Anda mengurus laporan keuangan perusahaan.

Adapun untuk mendukung fleksibilitas dan mobilitas tinggi dari para pemangku jabatan perusahaan, kami juga sudah menerapkan fitur cloud base atau on-cloud, sehingga Anda bisa dengan mudah mengakses laporan keuangan perusahaan Anda kapanpun dan dimanapun.

logo procurite

Tebet Timur Dalam Raya No 43 Jakarta, Indonesia

procurite phone icon+(62-21) 8357385

procurite phone icon085811417123